Rabu, 02 November 2016

OCHA episode 4 : Definitely You

Hai, nama gue Ocha, 21 tahun. Mahasiswa semester akhir yang yakin bisa ikut wisuda periode berikutnya. Salah satu syarat ikut wisuda selain skripsi yang udah kelar adalah sertifikat TOEFL. Minimal 480 katanya. Biaya tes TOEFL ITP sudah ditanggung kampus. Mumpung gratis, sekalian aja lah diusahakan dapat nilai yang bagus, 500 ke atas. Biar sertifikatnya bisa dipake ngelamar kerja atau lanjut S2. Untungnya ada temen-temen gue, Rini dan Febri, yg berpikiran sama. Kita sepakat ikut paket tutorial TOEFL  privat di pusat bahasa kampus.

Gue, Rini dan Febri kebagian tutor bernama Mrs Lia, ibu-ibu gaul masa kini. Mrs Lia suka bercerita tentang kehidupannya karena karir, usaha dan keluarganya sukses. Punya lembaga kursus bahasa inggris. Anaknya sudah S2 semua, mereka menikah, merantau dan bahagia. Suaminya setia dan romantis. Begitu tau kita bertiga adalah jomblo, segala wejangannya demi mencapai kehidupan bahagia dalam keluarga dan karir langsung dimuntahkan semua. Sampai - sampai nggak kerasa kalau ini sebenernya sesi tutorial TOEFL. Kalau IELTS masih nyambung-nyambung dikit lah ya, conversation dan essay. Maksa 😰

Ya, kita bertiga adalah jomblo. Gue jomblo konginetal, Rini jomblo kronis dan Febri jomblo akut. Seperti penyakit kronis yang menahun, kejombloan Rini juga sudah menahun. Terakhir dia pacaran akhir SMP sampai awal SMA. Setelah itu penyakit jomblo menghinggapinya. Beda lagi Febri, serangan penyakit jomblonya kerap kali datang secara akut. Mendadak dia jomblo 3 bulan lalu setelah pacaran kurang lebih 1 tahun. Saat ini sih febri mulai punya gebetan. Mungkin dia akan sembuh dari jomblo akutnya beberapa bulan lagi. Ini lah kita, 3 orang jomblo yang jadi sasaran empuk wejangannya Mrs Lia soal relationship.

Jumat, 07 Oktober 2016

OCHA episode 3 : Drama Korea

Hai, nama gue Ocha, mahasiswa semester akhir . Dan seperti yg sudah loe tau, di episode sebelumnya, gue jomblo. Dan yang belum loe tau, gue K-Popers. Entah kenapa gue yakin persentase Kpopers yang jomblo lebih banyak dari pada yang sudah punya pacar. Kenapa? Ya jelas karena ekspektasi mereka yang terlalu tinggi. Wait.. Wait.. Mereka?? Okee, termasuk gue sih.

Sebagian besar Kpopers Indonesia ya wajahnya pribumi dan berkulit coklat. Tapi bisa-bisanya cowok yang mereka bayangin yang wajahnya oriental dan putih. Standar 'ganteng' cowokpun jadi super duper tinggi. Alis mata tebal, sorot mata tajam, garis mata tegas, bibir lembab dan kulit mulus. Padahal kalo kenyataannya ketemu cowok yang pake BB cream, pensil alis, lensa kontak, eye liner dan lipstick, ga mau kan?? Pinginnya perfect tapi kalo make up nggak mau.. Mana ada..

Tapi oke lah, semakin banyaknya lembaran skripsi yang dicorat coret dosen saat konsul, gue semakin realistis soal standar ganteng tadi. Nggak perlu seheboh idol Kpop cukup seperti di drama korea (itumah sama aja). Nggak perlu seganteng pemeran utama, cukup pemeran kedua, 'second lead syndrome is real' hehehe

Meskipun banyak Kpopers termasuk gue yang akhirnya lebih realistis dengan bayangan cowok ganteng ala Korea, masih ada hal lain lagi yang menyebabkan persentase kejombloan Kpopers cukup tinggi, yaitu ekspektasi tentang takdir, cinta, dan masa lalu.

Sabtu, 17 September 2016

The Show Must Go On !

Banyak hal bisa terjadi sebelum jalan-jalan. Terutama saat merencanakan jalan bareng-bareng. Kepentingan berbeda tiap orang yang kita nggak bisa protes. But, Even The Most Failed Trip Never Gone Bad.

My 2nd most failed trip goes to 'A Trip To Menjangan'.
Rencana ini hanya diawali dari mengajak teman menginap di Jember, karena kasihan dia nggak dapat tiket mudik Idul Adha.  Ternyata ada juga temannya kakak yang berencana sama karena bernasib sama. Mulai kita mikir, ini mau diajak main kemana, naik apa pula. Sebagai orang Jember, jujur aku belum bisa membanggakan wisatanya Jember. Rasanya nggak worth it jauh-jauh dari Malang dan Surabaya kalau cuma ketemu pantai seperti Papuma dan Payangan. I'm so sorry Jember

Berhubung sudah terkumpul  5 orang di Jember (termasuk adek ku) muncullah ide snorkeling ke Menjangan via Banyuwangi.  Ada 2 pilihan untuk sewa boat ke Menjangan, privat boat dengan kapasitas 10 orang dan sharing boat minimal 2 orang pasti berangkat. Secara harga, sewa privat boat lebih murah jika bisa sampai 10 orang, waktunya juga lebih fleksible. Mulailah kita menyebar jala racun jalan-jalan. Seperti biasa, ada beberapa yang nggak mau, sedikit yang mau, dan buanyak yang ambigu. Sayanganya rencana ini gagal. Temen-temen yang cancel lebih banyak dari temen-temen yang join. Rencana pun berubah jadi muter-muter Jember saja.

H-2 tiba-tiba ada rombongan lain lagi yang mengajak patungan sewa privat boat ke Menjangan. Semangat lagi deh, mulai cari massa lagi sampai terkumpul 9 orang. Eh, rombongan mereka malah membatalkan diri H-1 dengan alasan yang meeh. Cari member pengganti ke 8 penjuru mata angin susahnya minta ampun. Apa ini konspirasi semesta  menyuruh kita nggak usah berangkat?? Tapi, Ekspektasi sudah tinggi, terlanjur bilang kanan-kiri. Meskipun banyak yang berhenti, mau gimana lagi? The show must go on !!

Sabtu, 06 Agustus 2016

Batik Hanbok [Talk! Talk! Korea 2016]

Hanbok having catch my eyes since Geum Jan Di (Jewel in The Palace) and Hwang Jin Yi (Tales of Gisaeng) era. In that drama hanbok is very colorful and elegant with the ethnic ornament attached. Sometimes sexy without revealing much skin. The wide chime give a princess like feel. I wanted to have hanbok so bad.

As korean culture 10 years ago wasn't very well known in my country, korean stuff was very hard to find. As time goes by, k-pop and k-drama's fan has become larger and become potensial market. Some online shop start to sell hanbok, but the price is so high for me. Besides, wearing hanbok is not common thing. People will see me as weird. So, even if I bought a hanbok , I didn't have confident to wear it.

Selasa, 12 April 2016

Pengalaman Spiritual 2 : Shalat Istikharah

Yeeay, akhirnya ada motivasi menulis blog lagi. Sebelum aku ceritakan pengalamanku ini, aku peringatkan dulu bahwa pengalamanku ini mungkin buat teman-teman nggak spiritual - spiritual banget . Yang jelas, pengalaman spiritualku ini tidak cukup spiritual untuk masuk sinetron realigi, tapi cukup spiritual untuk aku rasakan sendiri😁
Buat teman-teman yg penasaran (yg sayangnya pasti kalian nggak penasaran 😑) dimana tulisan pengalaman spiritual yg ke 1, bisa baca disini. Jaman aku masih menulis di notes facebook.
Okey,, selamat menikmati 😄


__________
Seberapa sering kita melibatkan Allah swt dalam pilihan yg kita buat? Salah satu sarana melibatkan Allah dalam pilihan kita adalah lewat shalat istikharah. Menurut berbagai sumber, shalat ini tidak hanya untuk memohon dipilihkan, tapi juga untuk menguatkan hati kita jika sudah memilih yg baik dan dihalang-halangi dari perkara pilihan yg tidak baik. Tapi mungkin kebanyakan kita lebih sering melibatkan pendapat orang terdekat, atau membuat rasional pertimbangan positif dan negatifnya. Ya, itulah juga yg selama ini aku lakukan.


Salah satu problem yg paling populer di istikharahkan adalah tentang jodoh atau lawan jenis. Baru-baru ini, aku disarankan shalat istikharah oleh salah satu sahabatku. Latar belakangnya adalah kegalauanku soal kemandekan hubungan ku dengan seorang lawan jenis setelah sekitar 5 bulan berkenalan.

Kami berkenalan via chat, dihubungkan mutual friend. Lalu pertama kali bertemu sekitar Desember 2015. Dilanjutkan pertemuan-pertemuan lain, makan, jalan-jalan, nonton seperti orang pdkt pada umunya. 5 bulan berjalan seperti itu. Dia tidak pernah memulai pembicaraan yg benar-benar serius. Haruskah aku mulai minta diseriusin?

Kamis, 28 Januari 2016

OCHA episode 2 : Baper

Hai nama gue Ocha, 20 tahun, mahasiswa semester akhir. Tahukah kalian yang paling dibutuhkan mahasiswa semester akhir selain dosen yang bisa diajak konsul? Yups, pacar.

Inilah masa dimana semua mahasiswa cewek pernah update status minta dinikahin. 'Nikahin adek aja bang, udah lelah ngurus skripsi'. Tapi gue, nggak pernah update status alay kayak gitu. Kenapa? Karena gue nggak punya pacar, hiks hiks.. Abang sapa yg mau gue panggil? Abang tukang bakso?

Jomblo atau single atau apapun sebutan yang kalian gunakan untuk memperhalusnya, buat gue sama aja. Keadaan dimana loe nggak punya pacar. Masa skripi inilah yang jadi masa tersulit bagi seorang mahasisa jomblo. Apalagi gue yang jomblo konginetal. Saat jomblo biasa minimal bisa gebet mantan. Gue cuma bisa gebet santan, meh !!

Selasa, 29 Desember 2015

OCHA episode 1: Jomblo Konginetal (Introduction)

Hai, nama gue Ocha. Gue mahasiswi di salah satu PTN di Jember. Ya, Jember Buat loe yang nggak tau Jember, Jember itu di Jawa Timur. Terus kenapa gue ngomong pake 'loe-gue'? Mungkin efek sering nonton Miko nya Malam Minggu Miko.

Sejujurnya gue kagum sama Miko. Meskipun puluhan malam minggunya gagal, dia punya banyak mantan sampai bisa bikin film Cinta dalam Kardus. Sedangkan gue, satupun mantan nggak punya. Pacar? Apalagi.. Yah gue jomblo. Kalau bisa dibilang, jomblo konginetal

Seperti kelainan kongenital yg dibawa sejak lahir, kejombloan gue juga gue bawa sejak lahir. Pasti loe mikir wajah gue jelek? Nggak, gue nggak jelek, menurut mama doang sih. Oke gue jujur, gue nggak cantik-cantik banget, Cuma adalah yang lebih jelek, hihihi, Tapi mereka punya pacar !!!

Minggu, 14 Juni 2015

Pencitraan Baru

Orang bijak berkata - Kamu adalah apa yang kamu pikirkan-

I'm a child, moslem, student, reader, wizard, fangirl, writer, traveller, mommin, midwife,

Ya, selamat, aku baru saja mencitrakan diri sebagai midwife/bidan.
Sebenarnya aku tidak ingin memasukkan bidan, ingginnya teacher (guru/dosen).
Tapi kenapa sekarang malah jadi bidan di rumah sakit??

Ceritanya panjang...
Setelah aku lulus D3 kebidanan, aku benar-benar tidak ingin jadi bidan (pelayanan kesehatan). Lanjutlah aku kuliah di D4 bidan pendidik. Banyak belajar tentng pendidikan semakin memantapkan niat untuk menjadi pendidik saja (dosen). Lulus D4 pada september 2014, aku berniat hanya akan mendaftar kerja di Institusi Pendidikan. Tapi tentu saja, fresh graduate seperti aku tidak akan melewatkan seleksi CPNS pelamar umum yang sejak tahun itu memakain sistem CAT dan dipanitiai pusat. Dengan begitu sangat meminimalisir praktek suap dan kecurangan lain.
Sesuai tujuan awal aku hanya akan mendaftar di institusi pendidikan. Aku pun mencoba daftar di formasi kementrian kesehatan dengan aloksi penempatn di Poltekkes Malang dan Poltekkes Yogyakarta. Tapi sayang sekali, NIK ku tidak bisa dipakai entah kenapa. Kuikuti prosedur pengaduan via email, tapi tidak mendapat balasan sampai penutupan pendaftaran. Ya sudahlah, aku tidak terlalu kecewa, karena sebenarnya saat itu ijazah D4 ku pun belum keluar. Hanya ada surat keterangan lulus, yang katanya tidak bisa dipakai untuk mendaftar seleksi CPNS.