Rabu, 04 September 2013

Catatan Perjalanan Pendaki Amatir

Saya adalah pendaki amatir yang seperti pendaki amatir lainnya sangat terpengaruh dengan novel dan film 5 cm. Sok - sok an pingin mendaki Mahameru, tapi sudah setengah mati hanya untuk mendaki Ijen. Semoga tulisan saya ini bermanfaat buat pendaki amatir lainnya dan teman - teman seperjuangan saya untuk dikenang.
Tulisan ini hanya berdasarkan pengalaman, pengetahuan dan perkiraan amatir penulis

-----------------------------------------------

Saya dan teman-teman menginap di Bondowoso kota sejak sore hari 16 agustus 2013. Berangkat menuju ijen besoknya jam 02.50 wib bersepeda motor. Mengisi bensin dulu di pom bensin Tapen yang jaraknya sekitar 100 m dari belokan menuju Ijen. Diluar dugaan saya, jalan menuju ijen sebagian besar beraspal bagus. Langit dini hari juga indah bertabur bintang.



Kami baru sampai di Desa Sempol saat matahari sudah terbit. Artinya tidak akan sempat melihat blue fire. Blue fire nya ijen yg indah dan terkenal itu hanya terlihat menjelang matahari terbit. Pendaki harus mulai mendaki paling lambat sekitar jam 2, itu pun tergantung kecepatan jalannya. Yang punya tenda bisa menginap di lahan camping di sekitar pintu masuk Paltuding. Kalau tidak punya, perjalanan dari kota Bondowoso sekitar 2 jam naik sepeda motor. Lebih enak kalau bisa naik mobil. Naik sepeda motor harus hati-hati, karena katanya sepanjang jalan yg sebagian besar diapit sawah dan hutan itu rawan begal atau rampok atau preman. Gerombolan pendaki amatir wanita, sebaiknya tunggu subuh datang. Kecuali kalian beberapa wanita di gerombolan lelaki, bukan beberapa lelaki di gerombolan wanita. Sayapun agak menyesal, mungkin menyewa tour travel ijen akan lebih mudah buat kami (sedikit info : http://wisatakawahijen.com/paket-kawah-ijen-blue-fire-tour/)



Keasyikan foto? jangan lupakan urusan perut. Makan bekal yang dibawa. Awalnya aku mengira nggak akan mood makan nasi karena kecapekan. Nyatanya, semua makan nasi yang seperti baru dikeluarkan dari kulkas itu sampai bullir terakhir. Di puncak kawah ijen ada yang berualan belerng cetak dengan bentuk macam-macam. Harganya murah, Rp 2500 - Rp 10000. Kalau berminat sebaiknya beli disini, karena semakin ke bawah semakin mahal.

Terlalu siang dan lama di atas nggak baik buat kulit hehe, meskipun dingin, sinar UV nya tetep. Kita turun jam 11 an. Banyak pendaki yang bilang turunnya lebih capek, itu bohong. Yah, mungkin maksdunya karena udah naik ditambah turun jadinya lebih capek..yang jelas, turun lebih mudah dan cepat meskipun lebih sering kepeleset juga. Cuma butuh sekitar 1 jam.
Pulangnya kita mampir lagi di air terjun Blawan. Letaknya dekat Catimor Homestay yang saat berangkat pasti dilewati. Bersepeda motor sekitar 20 menit. Dekat air terjun Blawan juga ada pemandian air panas Blawan. Tapi kita nggak mampir. Selain sudah capek banget penampilan pemandian air panas ini juga kurang meyakinkan. Jalan aspal menuju air terjun Blawan dari Catimor banyak yang rusak. Ke air terjunnya juga harus jalan lagi naik turun tangga. Blawan ini air terjun beneran, tinggi, deras dan dalam. Lucunya di penunjuk arah tertulis water full bukan waterfall hehe. Kita foto-foto sebentar terus pulang.
Akihrnya kita sampai dengan selamat di Bondowoso kota sekitar jam 16.00. bokong rasanya panas karena naik motor, yang nyetir pasti tangannya njarem dan semua pasti kakinya kemeng. Tapi kita puas :D
Akhir catatan ini saya persembahkan buat Tiwi sekeluarga. Pak Satar dan Bu Nanik yg sudah menyediakan tempat menginap, makanan dan bekal gratis. Dek Noval yang sudah ngajakin temen-temennya ikut nganterin kita, menyetirkan motor, menyemangati, membantu foto-foto dll.
Terimakasih sudah mau direpotkan gerombolan mbak-mbak manja ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar