Selasa, 29 Desember 2015

OCHA episode 1: Jomblo Konginetal (Introduction)

Hai, nama gue Ocha. Gue mahasiswi di salah satu PTN di Jember. Ya, Jember Buat loe yang nggak tau Jember, Jember itu di Jawa Timur. Terus kenapa gue ngomong pake 'loe-gue'? Mungkin efek sering nonton Miko nya Malam Minggu Miko.

Sejujurnya gue kagum sama Miko. Meskipun puluhan malam minggunya gagal, dia punya banyak mantan sampai bisa bikin film Cinta dalam Kardus. Sedangkan gue, satupun mantan nggak punya. Pacar? Apalagi.. Yah gue jomblo. Kalau bisa dibilang, jomblo konginetal

Seperti kelainan kongenital yg dibawa sejak lahir, kejombloan gue juga gue bawa sejak lahir. Pasti loe mikir wajah gue jelek? Nggak, gue nggak jelek, menurut mama doang sih. Oke gue jujur, gue nggak cantik-cantik banget, Cuma adalah yang lebih jelek, hihihi, Tapi mereka punya pacar !!!

Minggu, 14 Juni 2015

Pencitraan Baru

Orang bijak berkata - Kamu adalah apa yang kamu pikirkan-

I'm a child, moslem, student, reader, wizard, fangirl, writer, traveller, mommin, midwife,

Ya, selamat, aku baru saja mencitrakan diri sebagai midwife/bidan.
Sebenarnya aku tidak ingin memasukkan bidan, ingginnya teacher (guru/dosen).
Tapi kenapa sekarang malah jadi bidan di rumah sakit??

Ceritanya panjang...
Setelah aku lulus D3 kebidanan, aku benar-benar tidak ingin jadi bidan (pelayanan kesehatan). Lanjutlah aku kuliah di D4 bidan pendidik. Banyak belajar tentng pendidikan semakin memantapkan niat untuk menjadi pendidik saja (dosen). Lulus D4 pada september 2014, aku berniat hanya akan mendaftar kerja di Institusi Pendidikan. Tapi tentu saja, fresh graduate seperti aku tidak akan melewatkan seleksi CPNS pelamar umum yang sejak tahun itu memakain sistem CAT dan dipanitiai pusat. Dengan begitu sangat meminimalisir praktek suap dan kecurangan lain.
Sesuai tujuan awal aku hanya akan mendaftar di institusi pendidikan. Aku pun mencoba daftar di formasi kementrian kesehatan dengan aloksi penempatn di Poltekkes Malang dan Poltekkes Yogyakarta. Tapi sayang sekali, NIK ku tidak bisa dipakai entah kenapa. Kuikuti prosedur pengaduan via email, tapi tidak mendapat balasan sampai penutupan pendaftaran. Ya sudahlah, aku tidak terlalu kecewa, karena sebenarnya saat itu ijazah D4 ku pun belum keluar. Hanya ada surat keterangan lulus, yang katanya tidak bisa dipakai untuk mendaftar seleksi CPNS.

Kamis, 26 Maret 2015

Living Our Dream

Mau kemana setelah lulus D3?
Aku dan momon belum mau kerja, masih ingin kuliah lagi, kita bermimpi S1 kebidanan Unair sejak semester 1.
Tapi aku daftar D4 UNS supaya nggak ada jeda nganggur 1 tahun. Momon nggak mau ikut aku daftar UNS. Dia kekeuh nganggur 1 tahun demi Unair.

Alhamdulillah, 1 tahun kemudian Momon diterima S1 unair, tempat yg sempat menjadi mimpiku, dan ia perjuangkan selama setahun. Aku diterima di UNS, sama sekali tidak menyesalinya karena banyak pengalaman dan teman-teman istimewa.

Mau kemana setelah lulus D4? Waktu itu aku dan Artha masih gamang. Ingin S2, ingin juga kerja.
Sepintas terucap, Artha bilang pingin kerja di luar jawa, di lombok waktu itu (kebetulan baru pulang dari gunung Rinjani). Dengan segala teori perantauan, kemandirian dan sejenisnya ingin merantau yg jauh sekalian.
Sedangkan aku, meski sudah dengar segala teorinya dan khatam 3 seri Negeri 5 Menara, ternyata nggak seberani itu. Ingin juga merantau, di luar jember saja, tapi masih di jawa timur, supaya gampang pulang begitu ingin pulang.


Senin, 09 Maret 2015

Catatan Perjalanan Pendaki Amatir : 3

Hai, Dalam rangka perpisahan dengan solo tercinta, si pendaki amatir kembali mendaki. Kriteria gunung yang menjadi tujuannya adalah 'tidak lebih sulit dari merbabu'. Suatu hari datanglah ajakan simpang siur dari seorang teman. Berangkatlah mereka berempat tanggal 9 Oktober 2014 ke gunung Prau. Gunung dengan ketinggian hanya 2565 mdpl, terkenal dengan golden sunrise nya, dan di lingkungan wisata dataran tinggi dieng.

Mereka tiba di Patak Banteng sekitar jam 15.00. Mereka agak tidak percaya melihat pos pendakian yang ada tepat di pinggir jalan utama. Ini pos pendakian apa kantor kelurahan. Lebih tidak percaya lagi mengetahui bahwa gunung yang akan mereka daki ada di seberang jalan. Itu gunung apa ladang sayur. Mereka memutuskan istirahat dulu dan berangkat setelah magrib, membawa tambahan bekal nasi bungkus dan air mineral.

Berangkat sekitar jam 19.00, mereka melewati rumah-rumah penduduk dan hampir saja nyasar karena terlalu banyak gang. Ikuti petunjuk arahnya! Dibalik rumah penduduk itulah jalan menuju pos  1. Jalan paving dan batu yang lebar. Katanya pos 1 bisa dicapai dengan naik sepeda motor. Kalau siang hari, ada penjual cilok yang menunggu para pendaki turun. Pas sekali menyambut orang-orang yang sedang kelaparan, hehehe.

Rabu, 04 Maret 2015

Lihat Lebih Dekat : 2

Hatiku sedih, hatiku gundah, tak ingin pergi berpisah
Hatiku bertanya, hatiku curiga, mungkinkah ku temui kebahagiaan seperti disini
Sahabat yang slalu ada, dalam suka dan duka (2x)

Pergilah sedih, pergilah resah, jauhkanlah aku dari salah prasangka
Pergilah gundah , jauhkan resah
Lihat segalanya lebih dekat, dan ku bisa menilai lebih bijaksana..

Sherina - Lihat lebih dekat, yang mengiringi perjalanan pertamaku ke Solo. Yang menginspirasi penulisan Lihat lebih dekat pertama kali.

Sebentar lagi perjalanan kedua ku dimulai, masih tetap lagu yang sama, kali ini aku akan ke Malang. Secara jarak, Malang memang dekat, tapi kali ini lebih dari sekedar pindah kota.

Selain perpindahan kota, aku juga akan mengalami perpindahan dunia sekolah ke dunia kerja, dunia orang dewasa yang berusaha ku tunda dengan kuliah D4 dan S2. Dasar aku orangnya gampang galau, banyak sekali yang aku galau kan dari perpindahan ini. Bagaimana beban kerjanya? Apakah aku masih bisa mempertahankan idealisme ku? Atau hanya akan terbawa arus? Bagaimana lingkungan pergaulannya? Kepada siapa aku curhat? Apakah aku bisa mengahadapi semua masalah seperti orang dewasa? Dan menyadari bahwa yang bisa menyelesaikan masalahmu adalah dirimu sendiri?

Rabu, 25 Februari 2015

Series Favorit No 3 : Hunger Games

a very recommended book, no spoiler

Film Hunger Games : Mockingjay Part 1, telah meyakinkan aku untuk menaikkan level Hunger Games dari urutan ke 4 series favoritku menjadi urutan ke-3, menggeser Seri Negeri 5 menara. Posisi pertama dan kedua tetap ditempati Harry Potter dan Laskar Pelangi.

Harry Potter dan Laskar pelangi telah membuktikan diri sebagai series yang adiktif, mengaduk emosi, unik, inspiratif dan lain sebagainya yang bagus-bagus. Filmnya pun dibuat dengan sama bagusnya. Aku masih ingat keluar dari bioskop, diliatin orang - orang di Sutos, terus naik becak dengan mata merah dan sembab setelah nonton laskar pelangi *malu-maluin*. Sayangnya, Edensor dan Maryamah Karpov belum membuktikan dirinya, sehingga Laskar pelangi masih belum bisa naik tingkat ke urutan pertama :)

Negeri 5 menara, sayangnya harus tergeser setelah rilis filmnya yang cukup mengecewakan. Kekecewaan itu sudah aku bahas disini. Bersaing dengan negeri 5 menara, inilah Hunger Games. Novel dengan latar belakang post apocalypse pertama yang aku baca. Dengan games aneh yg menyeramkan, intrik politik dan kebohongan, sentuhaan filosofi perang dan perdamaian, protagonis yang menyedihkan, membingugkan dan penuh perjuangan plus seporsi drama yang menyegarkan. Hmmm nikmat,, nikmat :)

Kamis, 29 Januari 2015

BIRTHDAY RUN

Tahu kan tentang arisan? Menurutku alasan suatu komunitas mengadakan arisan, selain soal uang, adalah untuk mengikat anggotanya. Ya , begitu satu orang menang, semua orang harus menang. Dan mau tidak mau semua orang, yang sudah menang dan yang belum menang,  harus kumpul lagi. Karena itu ada arisan keluarga, PKK, institusi, kelas dll

Kamis, 08 Januari 2015

HOME SWEET HOME : Kesetaraan Gender


Nilai yang diturunkan dalam keluarga, menjadi dasar cara berpikir. Dalam mendidik anak dan menjalankan sistem rumah tangga setiap keluarga memiliki ciri khas masing-masing, ada positif dan negatifnya. Salah satu nilai positif yang bisa diambil dari cara papa dan mama menjalankan rumah tangga adalah tentang emansipasi dan kesetaraan gender.

Kesetaraan gender menurut saya bukan soal kerja, mencari nafkah apalagi bertukar peran. Kesetaraan gender lebih tentang mimpi dan aktualisasi diri. Bukankah setiap orang, laki-laki dan perempuan berhak bermimpi dan memenuhi kebutuhan tertingginya yaitu aktualisasi diri? Apa wanita boleh juga menggantungkan cita-cita setinggi langit, dan mencapainya, tanpa dibatasi ‘kamu kan perempuan’. Kebetulan saja mimpi itu banyak yang profesi atau pekerjaan. Selama ini saya berpikir kesetaraan gender yang ada di rumah saya normal dan biasa saja, sampai saya menyadari, melihat kenyataan bahwa banyak laki-laki dan juga perempuan tidak berpikir dan berkomitmen seperti papa dan mama saya.