Rabu, 25 Februari 2015

Series Favorit No 3 : Hunger Games

a very recommended book, no spoiler

Film Hunger Games : Mockingjay Part 1, telah meyakinkan aku untuk menaikkan level Hunger Games dari urutan ke 4 series favoritku menjadi urutan ke-3, menggeser Seri Negeri 5 menara. Posisi pertama dan kedua tetap ditempati Harry Potter dan Laskar Pelangi.

Harry Potter dan Laskar pelangi telah membuktikan diri sebagai series yang adiktif, mengaduk emosi, unik, inspiratif dan lain sebagainya yang bagus-bagus. Filmnya pun dibuat dengan sama bagusnya. Aku masih ingat keluar dari bioskop, diliatin orang - orang di Sutos, terus naik becak dengan mata merah dan sembab setelah nonton laskar pelangi *malu-maluin*. Sayangnya, Edensor dan Maryamah Karpov belum membuktikan dirinya, sehingga Laskar pelangi masih belum bisa naik tingkat ke urutan pertama :)

Negeri 5 menara, sayangnya harus tergeser setelah rilis filmnya yang cukup mengecewakan. Kekecewaan itu sudah aku bahas disini. Bersaing dengan negeri 5 menara, inilah Hunger Games. Novel dengan latar belakang post apocalypse pertama yang aku baca. Dengan games aneh yg menyeramkan, intrik politik dan kebohongan, sentuhaan filosofi perang dan perdamaian, protagonis yang menyedihkan, membingugkan dan penuh perjuangan plus seporsi drama yang menyegarkan. Hmmm nikmat,, nikmat :)


Seri pertama  dan kedua yaitu Hunger Games dan Catching Fire sudah di filmkan dengan sangat baik menurutku. Di bukunya kita cuma punya sudut pandang Katniss, tapi di film nya kita punya sudut pandang orang ke tiga diluar cerita, jadi lebih seru. Penggambaran Panem dan arena games dari seorang sutradara jelas melampaui hayalanku. Semua scene penting sudah masuk, pelengkap imajinasi.

Memasuki seri ke 3 filmnya, ada kabar Mockingjay akan dibagi dalam 2 Part. Yah, tren ini mulai muncul sejak Harry Potter Deathly Hallows, diikuti Twilight, bahkan film Indonesia seperti Perahu Kertas dan 99 Cahaya di Langit Eropa juga jadi 2 part.
Sebelum menonton aku niatkan membaca  dulu novelnya. Dan aku setuju-setuju saja kalau akhirnya Mockingjay dibagi dalam 2 part. Novel ini memang terasa ada dua bagian, sebelum Peeta dan setelah Peeta.

Sejujurnya aku agak kecewa dengan versi bukunya, Mockingjat terlalu suram. Pemberontakan dan perang semakin intens. Dramanya mana? Aku nggak berharap akan ada drama sebanyak di drama korea. Tapi semakin dibaca kok semakin nggak ada. Katniss dan Gale kelihatannya tidak mungkin ada perkembangan, bahkan setelah Peeta muncul, Peeta malah stress. Selama membaca, aku agak terburu-buru *meski tanpa melewatkan satu halamanpun* demi melihat Peeta sadar dan kemabalinya drama Peeta Katniss. Tapi apa? Nggak ada. Stress sampai akhir. Memang wajar dan rasional kalau Peeta sulit kembali normal, tapi aku nggak keberatan muncul kejaiban supaya ceritanya jadi sedikit lebih cerah. Bahkan penggambaran hubungan Peeta Katniss setelah pemberontakan berhasil pun tidak memuaskan kelaparan drama ku. Terlalu Suram. Itu saja masalahnya.

Review dari beberapa teman, Film Mockingjay tidak sebagus Hunger Games  dan Cactching Fire. Aku pikir wajar, novelnya juga begitu. Meski telat banget, akhirnya aku nonton film nya baru-baru ini. Bajakan saja, hehe sorry ... Ternyata aku nggak kecewa sama sekali. Malah suka banget plus jadi suka novelnya juga. Aku nggak menyangka, Presiden Coin ternyata perempuan, hahaha. Hebat !!

Versi film terasa tidak sesuram bukunya, meskipun bumbu dramanya sama - sama tidak ada. Yah, sang sutradara memang pernah menjanjikan bahwa film ini tak akan sesuram novelnya. Dalam novel, sebagian besar adalah monolog Katniss yang sedang stress berat, pembaca pun ikut stress. Tapi di film, tidak ada monolog. Iklan propaganda yang dibut, benar-benar menggetarkan hati, kesedihan dan semangat pemberontakan dari rakyat sangat terasa. Bukunya menjelaskan lebih banyak perasaan, dan filmnya menggambarkan keadaannya. Dengan membayangkan perasaan waktu membaca bukunya, dan gambaran keadaan pemberontakan, air mata pun tidak tertahan sejak Katnis datang ke distrik 8.

Lagu 'Are You Coming to The Tree' menjadi sangat menempel dalam ingatan. Padahal waktu aku baca dibukunya perasaanku biasa saja, dan cenderung nggak paham, padahal versi novel memberi penjelasan makna lagunya. Sedangkan di film, lagu ini dinyanyikan dengan nada yang sedih, suara Katniss yang seperti berbisik dan lyric yang benar. Lagu itu jadi semacam mantra. Maknanya tersampaikan begitu saja. Nangis lagi begitu paham :'(

Mockingjay Part 1 sudah sukses, menjadikan Hunger Games sebagai series favorit ku No 3. Aku yakin, part 2 nya nggak akan kalah bagusnya. Sisi lain, sisi menakutkan dari keberpihakan dalam suatu perang akan menyamarkan baik dan jahat. Selamat menanti :)




Berikut ini lirik Are You Coming To The Tree, aku lupa lirik Indonesia versi novelnya  karena waktu itu nggak terlalu paham.

Are you, are you coming to the tree?
They strung up a man, they sey who murdered three
Strange things did happened here
No stranger would it be, if we met at midnight in the hanging tree

Are you, are you coming to the tree?
Where dead man called out for his love to flee
Strange things did happened here
No stranger would it be, if we met at midnight in the hanging tree

Are you, are you coming to the tree?
Where I told you tu run so we both be free
Strange things did happened here
No stranger would it be, if we met at midnight in the hanging tree

Are you, are you coming to the tree?
Wear a necklace of rope (hope) side by side with me
Strange things did happened here
No stranger would it be, if we met at midnight in the hanging tree


Lagu yang putus asa terhadap ketidakadilan. Seperti yang dirasakan rakyat Panem. Pilihaannya hidup dalam keanehan dan ketidakadilan atau bersama menuju kebebasan, meski harus lewat kematian. Revolusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar