Minggu, 16 Februari 2014

Stupid Move

Sore ini aku berniat keluar. Sudah membuka gerbang lalu hujan mulai turun. Kuputuskan tidak jadi keluar dan kembali ke kamar. Beberapa saat kemudian terdengar suara kambing merengek. Ya suara embeek.. Tapi melengking seperti anak kecil. Aku intip dari kaca jendela kamar, ternyata 2 anak kambing terpisah dari induknya. Mereka ada di dalam gerbang kos ku. Ibunya ada diluar gerbang. 2 anak kambing kebingungan, ibu kambingpun  kebingungan, aku ikut bingung.
Hujan semakin deras, 2 anak kambing berteduh di teras, sambil terus mengembik melengking. Aku rasa mereka menangis. Ibu kambing masih mondar-mandir di depan gerbang, sambil mengembik menyahuti embikan anak kambing. Aku rasa dia menenangkan anaknya. Aku memasak mie di dalam kamar, sambil memilih mau memasak mie rasa apa. Aku rasa rasa soto sore ini enak juga.


Suara anak kambing dan ibu kambing semakin sering dan melengking. Aku kasihan juga pada mereka. Pasti 2 anak kambing itu masih balita. Bayangkan betapa bingungnya balita yang terpisah dari ibunya. Sementara itu ibu kambing harus kehujanan menunggu mereka.
Kenapa tidak kubukakan saja gerbangnya?, pikirku.  Anak kambing akan berlari ke ibunya. Lalu mereka pulang ke rumahnya.
Aku ambil payung dan ku buka gerbangnya. Tapi anak kambing tidak beranjak dari tempatnya. Aku bingung bagaimana mau memanggil dan mengajak mereka turun. Bing.. Bing.. Bing.. Apa harus begitu?? Seperti aku memanggil pus.. Pus.. Pus.. Belum sempat aku mencob cara itu, ibu kambing mendekat masuk, aku mundur. Aku baru sadar ibu kambing yang menyedihkan ini juga punya 2 tanduk. Yah, kambing dewasa memang selayaknya bertanduk. Kuturunkan payungku menghalaunya. Dia malah mengikut ke arahku. Hus.. Hus.. Hus.. Tidak mempan. Aku terus mundur sampai di depan kamar, ku taruh payung dalam keadaan terbuka untuk mengahalangi aku dengan ibu kambing. Ibu kambing naik ke tangga menemui anak-anaknya. Berteduh disana.
Maksud hati kasihan, ingin meloloskan 2 anak kambing yang terjebak gerbang kos. Kenapa jadi kambingnya masuk semua?! Beberapa kali aku intip di tangga, ibu kambing menatapku waspada. Sekarang aku nggak bisa apa-apa. Hanya bisa menunggu berharap hujan segera reda, dan kambing sekeluarga segera ingat rumahnya. Dengan sukarela meninggalkan kos ku yang gerbangnya masih terbuka.

Jadi kawan, ada satu pelajaran yang harus selalu aku ingat. Kalian juga perlu mengingatnya agar tidak mengambil langkah bodoh macam aku ini. Kambing itu bukan ayam yang bisa di 'gusak' seenaknya, juga bukan kucing yang bisa dipanggil dengan pus.. pus..  pus..


Sampai tulisan ini dimuat, hujan belum berhenti.. :'|

1 komentar: