Pengalaman Spiritual 2 : Shalat Istikharah

Yeeay, akhirnya ada motivasi menulis blog lagi. Sebelum aku ceritakan pengalamanku ini, aku peringatkan dulu bahwa pengalamanku ini mungkin buat teman-teman nggak spiritual - spiritual banget . Yang jelas, pengalaman spiritualku ini tidak cukup spiritual untuk masuk sinetron realigi, tapi cukup spiritual untuk aku rasakan sendiri

Buat teman-teman yg penasaran (yg sayangnya pasti kalian nggak penasaran ) dimana tulisan pengalaman spiritual yg ke 1, bisa baca disini. Jaman aku masih menulis di notes facebook.

Okey,, selamat menikmati 

__________

Seberapa sering kita melibatkan Allah swt dalam pilihan yg kita buat? Salah satu sarana melibatkan Allah dalam pilihan kita adalah lewat shalat istikharah. Menurut berbagai sumber, shalat ini tidak hanya untuk memohon dipilihkan, tapi juga untuk menguatkan hati kita jika sudah memilih yg baik dan dihalang-halangi dari perkara pilihan yg tidak baik. Tapi mungkin kebanyakan kita lebih sering melibatkan pendapat orang terdekat, atau membuat rasional pertimbangan positif dan negatifnya. Ya, itulah juga yg selama ini aku lakukan.

Salah satu problem yg paling populer di istikharahkan adalah tentang jodoh atau lawan jenis. Baru-baru ini, aku disarankan shalat istikharah oleh salah satu sahabatku. Latar belakangnya adalah kegalauanku soal kemandekan hubungan ku dengan seorang lawan jenis setelah sekitar 5 bulan berkenalan.

Kami berkenalan via chat, dihubungkan mutual friend. Lalu pertama kali bertemu sekitar Desember 2015. Dilanjutkan pertemuan-pertemuan lain, makan, jalan-jalan, nonton seperti orang pdkt pada umunya. 5 bulan berjalan seperti itu. Dia tidak pernah memulai pembicaraan yg benar-benar serius. Haruskah aku mulai minta diseriusin?

Pikiran pertama saat disarankan shalat istikharah adalah, 'penting dan layak kah masalah kayak gini di istikharahkan?. It's not like we're going to married this time around.'

Bayanganku tentang istikharah adalah untuk membantu saat kita dihadapkan pada pilihan yg sulit dirasionalkan, super penting, pertimbangan positif dan negatifnya hampir sama. Bukan untuk masalah menye-menye saat status ku dan dia bahkan cuma gebetan dan teman main.

Beberapa hari kemudian, aku akhirnya tertarik shalat istikharah. Kupikir benar juga kata sahabatku. Nggak ada salahnya dicoba, toh shalatnya mudah. Hanya 2 rakaat setelah isya.

Menurut tata cara shalat istikharah yg aku baca dari internet, sebaiknya shalat ini dilakukan 7 hari berturut-turut sampai datang petunjuk atau keyakinan hati. Petunjuk yg paling populer dan ajaib katanya lewat mimpi. Hari pertama setelah istikharah aku ingat mimpi main ke pasar malam di alun-alun dekat rumah. Itu saja, nggak ada petunjuk. Hari ke dua shalat aku nggak ingat mimpi atau nggak. Tapi ternyata petunjuk datang bukan lewat mimpi. Petunjuk dan keyakinan itu datang cepat, cukup di hari kedua shalat istikharah.

Aku dan laki-laki kenalanku itu tidak berteman di facebook. Hari itu karena satu dan lain hal aku membuka wall facebooknya. Ternyata dia baru upload profil picture. Beberapa like dan 2 komentar dari akun perempuan. Insting stalking ku langsung muncul.

Berikut ini screenshot yg sudah disamarkan

Akun pertama sudah menikah. Akun kedua ternyata statusnya bertunangan.

Aku lanjut stalking akun kedua, dan menemukan sesuatu

Disana tertulis jelas dan lengkap namanya dg sebutan 'pacaraku' (S*** ******). Tertanggal 22 desember 2015. Pada tanggal tersebut aku dan dia sudah saling mengenal. Dia juga sudah bilang bahwa tidak punya pacar. Perkiraanku hubungan mereka pasti sudah cukup dekat atau lama sampai namanya masuk persembahan skripsi dengan poin diatas sahabat-sahabatnya.

Lanjut stalking, mencari jejak Mr.S di wall facebook Ms.A

Akhirnya kutemukan jejaknya di bagian komentar video tersebut. Sudah bisa disimpulkan Mr.S bohong soal tidak punya pacar di Desember 2015. Mungkin juga bohong soal tidak punya gebetan lain, yg mana masih bisa ditoleransi kalau masih gebetan. Tapi kalau sudah pacar? Termasuk tidak setia, karena masih ngajak kenalan aku sebagai cewek lain. Sekalipun jika saat ini sudah putus masuk kategori wedokan yg hatinya gampang loncat sana sini.

____________

Aku nggak berekspektasi mendapatkan keyakinan dan petunjuk seterang dan secepat ini di kesempatan pertama ku shalat istikharah. Meskipun kenyataannya sedikit mengecewakan, hati ku ringan. Karena tahu saat ini aku sudah melibatkan Allah swt.

Aku berkesimpulan nggak perlu ragu untuk istikharah bahkan untuk masalah kecil dan menye-menye. Karena Allah akan selalu siap mendengar dan membantu. Hingga mungkin di kemudian hari shalat istikharah menjadi shalat sunah favoritku dan Allah swt menjadi sumber utama pemecah kegalauanku.

Nb : stalking is common thing, Isn't it?