Senin, 27 Januari 2014

Kontrakan Terk*t*k part 1

Pengalaman pertama tinggal tanpa orang tua
menyemai pengalaman manis dan pahit yang kaya
Berbuah butir-butir persahabatan yang ranum
Berbekas kenangan yang mengundang senyum
Tidak ingin kulupakan setiap detailnya
Kutuliskan untuk mempererat 'kita'

---------

Siapa 'kita'?
kita adalah sekolompok orang yg disatukan takdir, bernaung di basecamp jln rambutan no 10 patrang, dan secara ambisius menamakan diri seagai KEPO (kreatif, energik, pede,  oenik)
Siapa saja KEPO? Inilah KEPO dari kacamata ku


Penghuni Kamar 1 :
  1. Rosa : Saya sendiri, yg paling OK sekontrakan hahaha
  2. Monita : My older sister
  1. Rina : My little sister
Penghuni Kamar 2 :
  1. Meli : Our kid leader
  2. Tiwi : Mahasiswa bidan ideal, mungkin sekarang sudah jadi bidan idaman
Penghuni Kamar 3 :
  1. Riza : Protagonis sinetron yg jadi nyata
  2. Printa : Invisbly kind and reliable
Penghuni Kamar 4 :
  1. Ovi : Penyabar dan cinta damai
  2. Anik : Maknae yg belum dewasa
Pengunjung Setia :
  1. Tri : My dream older sister
  2. Cita : My Dream Partner
  3. Deasy : My Laugh Speaker

Mengingat KEPO dan setahun kebersamaan di kontrakan banyak sekali pengalaman aneh yang muncul. Katanya sih pengalaman buruk itu membekas lebih dalam. Bener juga. Tapi, asal bisa diambil hikmahnya , akhirnya kita tetep bisa senyum-senyum mengingat semua kemalangan itu.
Rentetan kemalangan mulai  tercium sejak kita melunasi biaya kontrak rumah 1 tahun.  Rumah itu awalnya belum jadi. Pemilik kontrakan, sebut saja Iva (nama samaran) berjanji akan menyelesaikan pembangunan sebelum kita pindah. Janji tinggal janji, sampai masa kontrak habis, rumah itu tetep nggak selesai.
Inilah denah kontrakan kita, yang bersebelahan dan terhubung dengan rumah Umi (orang tua bu Iva)


Keterangan :
Bagian berwarna pink adalah ruangan yang dari awal sudah jadi
hijau adalah ruangan yang selesai dibangun

biru adalah ruangan yang tidak pernah diselesaikan
abu-abu muda adalah rumah umi yang kita manfaatkan buat cuci piring karena kita nggak punya wastafel
abu-abu tua adalah rumah umi yang sebenarnya lebih luas dan tidak perlu digambarkan lebih detail.

Garis hitam di pojok dan setengah lingkaran itu pintu. Beberapa ruang nyatanya tidak berpintu, termasuk kamar mandi. Bayangkan sendiri saja apa jadinya setiap ada 'hajatan'
garis tebal diatas adalah pagar setinggi + 1 meter, pagar yang tidak sepenuhnya memagari, dan tidak berpintu


Waktu kita pindah kekontrakan, parkiran belum jadi. Pasir dan material bangunan masih tertumpuk di halaman depan. Jadi, setelah beres-beres di dalam, kita lanjut nguli. Menggeser tumpukan batu dan pasir di halaman supaya motor bisa dinaikkan ke teras dan dimasukkan ke ruang tamu.
Pembangunan yg janjinya selesai sebelum kita pindah, malah baru dimulai setelah kita pindah. Itupun tidak sampai selesai. Setiap kamar janjinya akan diberi kasur dan lemari. Kita tagih susah sekali. Sampai kamar 2 harus rela beli kasur sendiri. Sampai kita males berurusan dan berdebat dengan bu Iva tentang janji-janjinya. Kita menyerah, pasrah saja.
Masalah nggak selesai disitu. Meteran listrik yang jadi 1 dengan rumah Umi jadi masalah baru. Bu Iva awalnya memang menyumbang beli token listrik. Tapi lama-lama tidak lagi. Kita minta listriknya dipisah, lagi-lagi hasilnya nihil.
Lanjut tunggakan air PDAM yang sampai angka jutaan rupiah dan hampir diputus. Kami terpaksa melibatkan keluarganya Ovi. Sungguh kasian beliau harus berhadapan dengan bu Iva.
Akhirnya semua masalah teknis ini itu selesai juga dengan kerugian yang lumayan di pihak kita. Tapi masalah nggak berhenti di situ. Yang selanjutnya berhubungan dengan teror dan pencurian yang akan aku ceritakan di bagian lain. Nggak banyak yang tahu tentang masalah ini. Kita sembunyikan dan berusaha menyelesaikan sendiri. Bukan sok, tapi kalau orang lain tahu, terutama orang tua, pasti langsung berkesimpulan  PINDAH. Sebagian besar yg rumahnya masih wilayah Jember pasti pulang ke rumah masing-masing. Beberapa yg dari luar kota mungkin akan terpencar - pencar, karena  mencari kos an yang masih banyak kamar kosong di tengah tahun ajaran tidak mudah.

Karena itu kita terus bertahan. karena kita tidak ingin berpisah..
Semoga persahabatan ini dapat terus kita jaga, meski kita sekarang terpisah juga

6 komentar:

  1. waduh kayaknya itu bukan nama samaran lagi deh ca'...

    post terus tentang KEPO,ca'...i want more...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kan ga ad yg tau it samaran ap nggak.. mangkanya jgn bilang-bilang..
      OK, i want s'more

      Hapus
  2. yg bikin ngakak"kamar mandi tidak berpintu"
    :D... bsa dibayangkan bagaimana kita waktu "hajatan"..
    aplgi kalo yg lgi menderita "keenceran'.. yekk

    BalasHapus
  3. Cha.. aku tadi kyknya komen.. apa belum tak publish ya? (._. ) ( ._.)

    mkasii ya Chaa.. aku belajar sesuatu dari postingan ini Cha.. yaituu.. 'sensor' :D
    postingaku ttg kontrakan gk tak sensor blas nama pemilik kntrakan :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha, sama2.. kalo orangnya baik sih ga disensor ga pa2

      Hapus